Thursday, 9 October 2014

FF Fated Chapter 2



Title : Fated
Author : Yani F.
Main cast : Han Hyu-ra (You/OC) & Lu Han EXO,
                  Suzy, Shin Hye-ju, Kim So-ra       
                  Oh Sehun, Baekhyun, Park Jongin.
                  Other Cast…
Length : Chapter
Genre : Romance, Sad, Friendship,
Rating : Teen PG (15)

Annyeong haseyo readers! sebenernya ff ini bukan ff pertamaku. Namun  Author ini masih dalam tahap belajar, dari judul sama ceritanya aja author yakin pasti ga nyambung banget.. Jadi, maaf ya kalo jelek atau gimana gitu ya misalnya gak greget dihati hehehe ^^

Disclaimer :

Luhan hanya milik Allah semata, orang tuanya dan milik sment dan milik author sah. Han Hyu-ra hanya milik author semata :D



Summary : “ Tiba-tiba saja aku mendapat kabar bahwa Lu Han akan pindah di sekolah yang sama denganku. Hal itu membuatku kaget namun tentu saja senang karena akhirnya aku akan bisa bertemu dengannya dan itulah yang aku tunggu sejak dulu”

Luhan memutar-mutar otaknya mengingat ucapan oemmanya. ‘Mungkinkah kami memang benar benar telah ditakdirkan untuk bertemu’ gumam Lu Han. Lalu kenapa harus dia? bukankah selama ini yeoja itu selalu marah marah padanya? Ah entahlah ia benar-benar kurang mengerti mengapa setiap bertemu dengannya sikap yeoja itu selalu saja begitu. Padahal sebenarnya itu adalah murni ketidaksengajaan.

Setelah menerima telepon, ibunya kembali menemui Lu Han dan mengatakan bahwa ayahnya akan pulang 3 hari lagi dari luar negeri, dan ia juga memberitahu dirinya agar segera mengurus kepindahan sekolah Lu Han di Seoul.

“ Mungkin beberapa hari lagi kau sudah bisa masuk ke sekolahmu yang baru. Oemma sudah mendaftarkanmu tinggal mempersiapkan dokumen dokumen yang perlu saja. ” ucap oemma Lu Han. Luhan manggut manggut merasa mengerti. Luhan merasa bersyukur, sekolah itu adalah hal yang paling ditunggunya. Semakin cepat semakin baik, lagian ia sudah merasa bosan harus berlama lama dirumah. 

“ Ne, oemma arraseo. Oemma tenang saja di seoul aku kan sudah punya teman baik. Baekhyun dan Sehun. Jika aku membutuhkan bantuan mengenai buku dan sebagainya, mereka pasti akan membantuku ”  Memang Baekhyun dan Sehun bagaikan sahabat sejati bagi Lu Han, mereka sudah berteman baik sejak mereka SD dan SMP. Namun saat SMA mereka harus berpisah karena Luhan tidak bersekolah ditempat yang sama dengan mereka. Lu Han ikut bersama orang tuanya dan sekolah di Singapura.  Meskipun demikian, Lu Han tidak pernah Lose Contact dengan kedua sahabatnya itu, dengan teknologi yang semakin canggih, rasanya jarak bukanlah penghalang mereka untuk tetap berkomunikasi. Mereka kadang berkomunikasi melalui video call, surel, ataupun sms.

“ Arra luhanie, oemma sangat senang pada kedua sahabat lamamu yang masih tetap setia berkomunikasi denganmu itu. Lain kali ajaklah mereka ke rumah ne ? ” sebelumnya oemma Lu Han memang sudah mengenal Baekhyun dan Sehun. Tentu saja, pada saat SMP kedua sahabat Lu Han itu sering bermain di rumah Lu Han, bahkan tak jarang jarang mereka menginap dirumahnya.

“ Ne, oemma. Lain kali aku akan mengajak mereka ke rumah seperti dulu. Ah tapi oemma, aku ingin menanyakan sesuatu. ” ucapan Lu Han kali ini terlihat ragu ragu. Jelas sekali tergambar raut wajah Lu Han yang terlihat bingung dan ragu untuk bertanya pada ibunya itu.

“ Tanya apa? ” 

“ Mengenai... u...ucapan oemma yang barusan bahwa aku dan yeoja itu sengaja dipertemukan oleh tuhan. ”  seketika itu luhan langsung gugup. Entahlah meskipun ia bertanya pada ibunya sendiri tapi ia tetap merasa malu bertanya hal seperti itu.

“ Ternyata kau masih memikirkan hal itu Luhannie. Hal itu mungkin saja terjadi. Orang-orang biasa menyebutnya dengan sebutan Takdir. Oemma yakin sekali pasti ada maksud tersembunyi dan alasan kenapa tuhan mempertemukan kalian berdua. Begini saja, jika memang kalian memang ditakdirkan bersama oemma yakin kalian akan dipertemukan kembali. ” jelas ibunya kepada Lu Han yang seolah sedang membacakan dongeng pada putranya itu. Luhan hanya mengangguk angguk mengerti namun kemudian senyuman kecil mulai terlihat pada bibir indah Lu Han. Wajah luhan terlihat malu dan memerah.

“ Ah.. oettokhe oemma? Bagaimana mungkin? Kami tidak saling mengenal dan kami bertemu pun dalam keadaan yang kurang menyenangkan. ” Lu Han mengeluarkan jurus tawa kecilnya yang sangat manis. 

“ Cinta memang begitu. ” ibu Luhan berdiri dari tempat duduknya, bersiap siap akan melangkah pergi. “ Kau akan mengerti dan mengetahuinya nanti putraku ” Ibu Lu Han pun kemudian beranjak pergi masuk ke dalam rumah. 

Sebenarnya Lu Han masih belum paham apa yang dimaksud oemmanya itu. Namun untuk menanyakan hal lebih jauh lagi sepertinya tidak mungkin. Keheningan tercipta sekitar lima menit. Lu Han tiba-tiba mendapat sebuah ide untuk tulisannya dan tanpa menunggu lama Lu Han langsung menggerakkan tangannya untuk mengetik di keyboard. Setelah Lu Han selesai mengerjakan tulisannya, lu Han melirik jam tangan yang melingkar ditangannya. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 23.10 KST. Lu Han pun mematikan Laptopnya dan segera menyusul ibunya masuk ke dalam rumah.

***

Keesokan Harinya...

Dengan membawa dendam pada ketiga sahabatnya yang dianggap telah meninggalkannya kemarin di pameran, Hyu-ra berangkat ke sekolah. Dia ingin segera sampai di sekolah dan bertemu dengan ketiga sahabatnya, agar dia bisa langsung menumpahkan segala kekesalan yang ada dalam hatinya. Itulah alasan kenapa hari ini Hyu-ra berangkat lebih awal dari biasanya.

Begitu kaki Hyu-ra baru saja memasuki halaman depan komplek sekolahnya, dari arah belakang terdengar suara ketiga sahabatnya memanggil namanya.

“ Hyu ra-ya...! ”

“ Hmm.. itu dia mereka ! awas aja ya hari ini aku bener-bener akan bikin kalian minta maaf. ” dengus Hyu-ra. Dan Hyu-ra pun berpura-pura tidak mendengar seruan ketiga sahabatnya itu. Hyu-ra terus saja melangkah, sehingga mau tak mau ketiga sahabatnya itu akhirnya mempercepat langkahnya sambil terus memanggil.

“ Hyura-ya tunggu...! ” Ketiga sahabat Hyu-ra rupanya belum menyerah untuk mengejar Hyu-ra. Dan semakin mempercepat langkahnya agar bisa menyusul Hyu-ra

Akhirnya So-ra, Suzy dan Hye-ju pun sampai disamping Hyu-ra.

“ Wae ? ” Ucap Hyu-ra dengan nada ketus, tidak seperti biasanya. Sehingga membuat ketiga sahabatnya saling pandang sambil mengerutkan kening tanda tak mengerti. 

“ Ada apa Hyu-ra?  apa ada masalah? ” tanya Suzy.

“ Hyu kalau ada masalah bicara ” Timpal So-ra.

Hyu-ra menghentikan langkahnya, lalu memandang wajah ketiga sahabatnya dengan pandangan tajam. Dan hal itu membuat ketiga sahabatnya mengernyitkan alis dengan wajah masih dibalut ketidakmengertian. 

“ Kalian bertiga keterlaluan ” Ucap Hyu-ra spontan pada ketiga sahabatnya “ Padahal kemarin aku ingin sekali bertemu dengan  Lu Han. Tapi gara gara kemarin kalian ninggalin, aku jadi gak bisa ketemu dia ” Wajah Hyu-ra benar benar menggambarkan kesedihan dan kekesalan. Wajar saja, ketika bertemu dengan penulis idolanya sudah hampir didepan mata namun tiba-tiba gagal karena terpisah dari ketiga sahabatnya. 
 
“ Hyu, jangan sedih gitu. Kita yakin pasti suatu hari nanti kau akan bertemu dengan Lu Han. ” Ucap Hye-ju. Ketiga sahabatnya itu merengut dan sedikit merasa sedih. 

“ Iya kemarin kita gak bermaksud ninggalin, malah kemarin kita bertiga seharian mencarimu ” timpal Suzy yang juga ikut merasa sedih dan bersalah. Walaupun sebenarnya mereka memang tidak ada niatan sama sekali untuk meninggalkan Hyu-ra di pameran itu.

Namun disela-sela acara sedih-sedihan itu, ketiga sahabat Hyu-ra mempunyai kabar yang bisa dibilang ‘good news’ untuk Hyu-ra. kabar yang akan membuat Hyu-ra jungkir balik diangkasa.

“ Tapi kau tenang saja, kita bertiga dapat kabar baik untukmu, ada berita kalau Lu Han akan sekolah di sekolah ini. ” ucap So-ra kemudian sambil tersenyum dan menggerak-gerakan alisnya. Mendengar kabar dari sahabatnya itu Hyu-ra serasa mendapat kado yang jatuh dari langit, serasa tidur diatas hamparan bunga bunga, serasa terbang ke awan, serasa banyak kupu kupu yang hinggap dihatinya. Tidak ada yang dapat menggambarkan kesenangan Hyu-ra saat mendengar kabar itu.

“ Jeongmal? Wahh daebak ” sepasang mata Hyu-ra membelakak karena kaget. Menyadari ekspresinya yang terlalu berlebihan seketika itu juga Hyu-ra sadar dan langsung berekspresi datar kembali.

“ Ne .. Lu Han ternyata masih SMA, dia lebih tua satu tahun dari usia kita. Dan yang paling penting Lu Han ternyata bukan penulis biasa. ” ucap So-ra kemudian.

“ Maksudnya? ” tanya Hyu-ra. Entah apa maksud dari kata ‘bukan penulis biasa’ memangnya apa yang tidak biasa?

“ Dia adalah pewaris tunggal Coex mall dan Wookyung Hotel. Menulis itu hanya sekedar dia jadikan hobi. Benar-benar luar biasa kan? Kabarnya sih ayahnya baru pulang dari luar negeri. ” mendengar pernyataan yang diucap oleh mulut So-ra, Hyu-ra tambah kaget begitu tak percaya dengan apa yang ia dengar. Luhan adalah konglomerat? Namun dia juga penulis terkenal. Sungguh luar biasa namja yang bernama Luhan itu, hal itu membuat Hyu-ra tambah mengidolakan Lu Han. Namun, ia berpura-pura biasa saja pada ketiga sahabatnya itu. Bersikap seolah tak ada yang harus dikagetkan.

“ Memangnya Lu Han dulu sekolah dimana? ” tanya Hyu-ra datar. Gara gara berita tentang Luhan membuatnya lupa akan membalas ketiga sahabatnya itu. Dan tadi ia malah kaget begitu mendengar Lu Han akan sekolah disini ‘Hyu-ra neo pabboya’ gumamnya dalam hati  “ Dan apa alasan dia pindah ke sekolah kita? ” tanya Hyu-ra kemudian sambil melipat kedua tanganya didada.

“ Molla, ketika kau sudah kenal dengannya kau bisa langsung tanyakan hal itu padanya. Lagian kau kan sangat mengidolakan Luhan masa tidak tahu kalau Luhan itu ternyata seusia kita. ” Goda Hye-ju pada Hyu-ra dan langsung disambut tawa oleh kedua sahabatnya yang lain.

“ Memang aku mengidolakan dia, tapi kan selama ini dia tidak pernah mempublikasikan informasi yang bersifat pribadi. Makhluk aneh!! Aku tidak mengerti ada makhluk seperti dia. ” Hyu-ra mendesah. ‘Ya sampai detik ini pun aku tidak pernah tahu muka Lu Han. Aku Han Hyu-ra fans yang tidak pernah ketinggalan satu pun untuk membaca novel karyanya, tidak pernah satu kalipun melewatkan untuk membeli novel karya terbarunya TIDAK PERNAH TAHU MUKA IDOLANYA. Memang aneh tapi itulah yang terjadi. Bahkan aku sangat sangat sangat kaget ketika tahu ternyata Lu Han adalah penulis yang masih muda bahkan seusiaku’

“ Omo.. sekarang kau malah bilang Lu Han makhluk aneh. Jika dia mendengarmu, dia mungkin tidak mau bertemu denganmu. ” cibir So-ra. 

“ Aishhh.. aku masih belum memaafkan kalian, tapi kalian malah kembali menggodaku ” Hyu-ra kembali menunjukkan jurus cemberutnya itu.

“ Aigoo tuan putri yang cantik ini tidak boleh marah marah terus ” goda Suzy. “ Kajja lebih baik kita ke kantin dulu, aku lapar. Aku akan traktik kalian bertiga.

Telihat bibir Hyu-ra merengut. Dia mendesah pelan ‘aku kan belum memaafkan kalian’ namun tangan para sahabatnya itu sudah menarik lengannya sehingga ia pun terpaksa mengikuti sahabatnya itu untuk menuju kantin.

Akhirnya mereka tiba di kantin dan langsung memesan makanan. Setelah itu mereka berempat langsung mencari bangku yang kosong untuk tempat makan mereka. Disela-sela acara makan, mereka berbincang-bincang.

“ Hyu-ra sebenarnya apa yang terjadi kemarin? ” tanya Suzy yang penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

“ Tidak ada apa-apa. Sudahlah jangan bahas masalah kemarin aku benar-benar kesal jika mengingat kejadian kemarin, apalagi namja itu. ” 

“ Namja? ” ucap Hye-ju yang hampir tersedak oleh minumannya. “ Namja nugu? ” hye-ju mendekatkan dirinya ke arah wajah Hyu-ra penasaran dengan apa yang barusan dikatakannya.

‘ Aisshhh.. Pabbo! Pabbo! Kenapa aku malah keceplosan gini. Oettokhe? Padahal aku sama sekali tidak berniat bercerita soal namja itu pada ketiga sahabatku ini. ’ gerutu Hyu-ra dalam hati menyesali kebodohannya.

“ A..a..aniya ” ucap Hyu-ra terbata-bata. “ Sudahlah, kalian tidak usah bertanya hal-hal yang macam macam

” Benar-benar mulut ember! Gumamku dalam hati. Kenapa sih ia harus keceplosan dan malah 
membicarakan namja gak jelas itu didepan sahabatnya.

“ Ya! Hyura-ya apa mungkin kau? ” Ucap Hye-ju yang menatap intens pada Hyu-ra. Seolah sedang  menebak-nebak sesuatu.

“ Hyu-ra kau benar-benar tidak bercerita pada kita? Kau sudah mempunyai namjachingu oeh? Jangan bohong Hyu, wahh aku benar benar penasaran siapa namja itu. ” ucap Suzy sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada keningnya.

“ Sudah kubilang TIDAK! ” Jelas Hyu-ra tegas pada sahabat-sahabatnya itu. Namun pandangan ketiga sahabatnya itu masih menunjukkan kecurigaan. Membuat Hyu-ra jadi bingung harus melakukan apa lagi.

“ Aiiissshhh.. hyu! Sudah jujur saja. Aku benar-benar penasaran dengan namja yang kau maksudkan itu ” ucap So-ra

“ Hentikan!!! ” ucapan Hyu-ra kali ini lebih tegas daripada yang tadi. Terdengar seperti sebuah suara halilintar yang tiba-tiba menyambar. Ketiga sahabatnya sontak terkejut. Lalu  kemudian tiba-tiba terdengar suara yang keras.

Teettttt...
Tetttttt....
Teettttt....

Bunyi bel masuk telah berbunyi, ‘syukurlah bunyi bel ini telah menyelamatkanku dari interogasi ketiga sahabatku yang hampir membuatku tidak bisa bernafas itu.’ Gumam hyu-ra dalam hati.

“ Kalian tidak budeg kan? Kajja lebih baik kita segera masuk kelas ” ucap Hyu-ra pada ketiga sahabatnya.

Akhirnya mereka pun segera berjalan beriringan untuk masuk ke dalam kelas. Setelah mereka masuk ke kelas mereka duduk ditempat mereka masing-masing. Tidak menunggu lama Park Soengsanim pun langsung masuk ke kelas dan memulai pelajaran.

***

Setelah pulang sekolah Hyu-ra dan ketiga sahabatnya menyempatkan diri untuk ke Droftop cafe untuk makan dan mengerjakan tugas. Saat akan memasuki pintu masuk terlihat oleh sepasang mata Hyu-ra kedua namja yang merupakan sunbae mereka disekolah.  Namun tiba-tiba mata Hyu-ra membelakak kaget. 
Astaga! Kedua sunbae nya itu sedang mengobrol dengan seorang namja yang pernah dikenal Hyu-ra. Hyu-ra sadar bahwa ternyata namja itu adalah seseorang yang pernah menabraknya dua kali.
 
Hyu-ra seketika itu juga langsung pucat pasi. Dalam hati ia terus menggerutu kenapa namja itu seolah berada dimana-mana. Dunia ini sesempit itukah? Sehingga ia harus terus-terusan bertemu dengannya. Tangan Hyu-ra mulai basah dan gemetar. Ia memikirkan cara agar tidak masuk ke kafe itu. Namun bagaimana? Ketiga sahabatnya itu pasti akan curiga. Ingin sekali rasanya Hyu-ra meninggalkan tempat itu.

TBC.

No comments: