Saturday, 1 November 2014

FF Fated Chapter 3



Title : Fated
Author : Yani F.
Main cast : Han Hyu-ra (You/OC) & Lu Han,
                  Suzy, Shin Hye-ju, Kim So-ra       
                  Oh Sehun, Baekhyun, Park Jong In.
                  Other Cast…
Length : Chapter
Genre : Romance, Friendship, Brothership, Fluff, School life.
Rating : Teen PG (15)

Annyeong haseyo readers! sebenernya ff ini bukan ff pertamaku. Namun  Author ini masih dalam tahap belajar, dari judul sama ceritanya aja author yakin pasti ga nyambung banget.. Jadi, maaf ya kalo jelek atau gimana gitu ya misalnya gak greget dihati hehehe ^^
Disclaimer :
Luhan hanya milik Allah semata, orang tuanya dan milik sment dan milik author sah. Han Hyu-ra hanya milik author semata :D



Summary : “ Hyu-ra benar-benar tidak menyangka hal ini terjadi padanya. Selama ini ia sudah terlanjur menunjukkan sikap tak suka pada Luhan dan bahkan sempat memarahinya. Ibarat nasi yang sudah menjadi bubur kini penyesalan pun tidak ada gunanya. Ia benar-benar menyesal... sangat menyesalinya. ”

“ Hyu, kau baik-baik saja? ” Tanya Suzy karena melihat tingkah Hyu-ra yang sangat aneh. Ia bisa melihatnya jelas pada raut wajahnya.

“ oettokhe.. oettokhe..oettokhe...? ” gerutu Hyu-ra dalam hati

Saat ini Hyu-ra benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untuk menghindari namja itu dan berusaha agar tidak bertemu dengannya. Hyu-ra tidak bisa membayangkan jika ia harus bertemu dengan namja itu lagi. Tiba-tiba sebuah ide muncul dari otaknya.

“ Ah.. mian, Sepertinya hari ini aku kurang enak badan, aku ingin pulang saja. Tugas itu biar nanti besok saja kita kerjakan ” ia memijat-mijat keningnya. dengan terpaksa akhirnya Hyu-ra harus berbohong dengan berpura-pura sakit di hadapan ketiga sahabatnya.

 ‘benar-benar tidak bisa dipercaya hanya gara gara namja itu aku harus berbohong dan mengatakan bahwa aku sedang sakit. Selama ini seumur hidup, baru kali ini aku berbohong. Demi SEORANG NAMJA? Ah aniya aniya. Aku berbohong untuk diriku sendiri karena aku tidak mau bertemu dengan namja itu lagi.’

“ Kau sakit hyu? Yasudah tidak apa-apa. Lagipula tugas ini kita diberi waktu 1 minggu, jadi kalaupun dikerjakan besok juga masih sempat. Lalu bagaimana kau akan pulang? Kau tidak mungkin menyetir sendiri kan? ” Hye-ju merasa sangat khawatir pada kondisi sahabatnya itu. Apalagi terlihat olehnya wajah Hyu-ra yang sepertinya memang agak pucat.

Sekarang yang harus Hyu-ra pikirkan adalah bagaimana cara ia pulang? Akhirnya ia pun menemukan ide baru lagi. Ide baru sebuah kebohongan lagi. Memang benar apa yang dikatakan orang kalau sekali kita berbohong maka pasti kita akan membuat kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan lainnya.

“ Kalian tenang saja, aku akan menyuruh supir untuk menjemputku. Sudah kalian tidak usah khawatir, kalian masuk saja duluan. Aku nanti nunggu supir menjemputku disini. ” Hyu-ra berharap ketiga sahabatnya itu percaya padanya dan masuk duluan ke kafe itu. Benar-benar hal yang sulit jika memang bukan ahli pembohong.

Lalu Hyu-ra pun mengeluarkan ponsel dari saku sweeaternya dan berpura-pura mengirim sms kepada supirnya.

“ Tapi hyu, kalau kau ditinggal sendiri aku jadi makin khawatir. Lebih baik kita bertiga menunggumu dulu disini sampai kau dijemput supirmu ” saran Suzy. Seperti dugaan Hyu-ra pasti ketiga sahabatnya itu tidak akan tega kalau meninggalkannya sendirian, apalagi dalam kondisi yang sakit seperti ini. (maksudnya pura-pura sakit) ‘Lalu kalau begini caranya bagaimana aku bisa meyakinkannya’ gumam Hyu-ra dalam hati.

“ Gwenchana, kalian masuk saja. Aku sudah memberitahu pada supirku dan sebentar lagi supirku datang. Kalian masuk saja ” Hyu-ra berusaha keras untuk membujuk ketiga sahabatnya itu. “ Gwenchana, jeongmal gwenchana ” kali ini tangan Hyu-ra sudah mendorong pelan tubuh ketiga sahabatnya agar segera masuk ke kafe itu. Akhirnya setelah dibujuk ketiga sahabatnya itu pun menuruti keinginan Hyu-ra untuk masuk.

“ Yasudah kita bertiga masuk dulu. kau harus  hati-hati, arraseo ? ” Hyu-ra manggut manggut mendengar ucapan Hye-ju. seulas senyuman terukir diwajah Hyu-ra setelah melihat ketiga sahabat nya masuk ke kafe itu. Ketegangan dalam hati Hyu-ra pun berubah menjadi lebih tenang. Syukurlah akhirnya ia benar-benar bisa menghindari namja itu. Hyu-ra lalu melangkahkan kakinya meninggalkan kafe itu. Sekarang ia sendirian, ia pun tidak tahu harus pergi kemana. Pulang? Ah kalau pulang apa yang akan ia kerjakan nanti setelah sampai dirumah. 

Hyu-ra masuk ke dalam mobilnya. Menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kembali. Ia lalu melajukan mobilnya entah kemana. Mungkin kemana saja tergantung laju mobil itu akan membawanya.

~~~ Fated ~~~

Ketiga sahabat Hyu-ra sudah memasuki cafe tersebut, mereka menyisir ke segala penjuru untuk menemukan meja yang pas untuk mereka tempati. Sesaat kemudian Suzy dibuat terkejut oleh keberadaan seseorang yang dikenalnya.

“ Sunbae ” Tangan Suzy melambai-lambai pada sosok namja yang tengah duduk bersama kedua sahabatnya diantara kerumunan pengunjung yang duduk dicafe itu. Namja tersebut adalah Baekhyun.

Baekhyun yang menyadari seperti ada seseorang yang memanggilnya segera menoleh untuk mencari sosok orang yang memanggilnya. Sadar bahwa yang memanggilnya adalah Suzy ia pun melambaikan tangannya kepada Suzy.

“Kalian duluan saja.” ucap Suzy pada kedua sahabatnya.

Kedua sahabatnya itu menurut dan langsung menuju meja yang akan mereka tempati. “ Ne, meja kita disebelah pojok sana ” tunjuk Hye-ju ke arah meja yang berada di dekat pojok. Suzy mengangguk dan tanpa berlama-lama Suzy pun akhirnya melangkahkan kakinya mendekati Baekhyun.

“ Annyeong sunbae, kita bertemu lagi. Ehmm maaf.. apakah aku mengganggu? ” basa-basi Suzy, ia benar-benar tidak menyangka akan bisa bertemu dengan Baekhyun di tempat ini.

“ Ne, annyeong. Ah tidak mengganggu sama sekali.” Baekhyun mendadak merasakan tubuhnya seperti menggigil. Getaran halus menyergap tubuhnya saat pertemuan kesekian kalinya dengan gadis ini. Namun sebenarnya perasaan bahagia menyeruak di dalam hatinya.

Ini benar-benar terasa aneh bagi Baekhyun. Sebab ia sudah sering bertemu bahkan menjalin hubungan dengan banyak yeoja. Namun pada Suzy ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, perasaan yang berbeda saat pertama kali bertemu dengannya, berbeda saat ia bersama yeoja-yeoja lain yang pernah ia temui. Dan baru pertama kalinya Baekhyun merasakan hal seperti ini.

“ Sunbae aku ingin mengembalikkan ini, terima kasih. ” Suzy menyodorkan sebuah sapu tangan kepada Baekhyun. Sapu tangan itu diberikan Baekhyun kepadanya saat Suzy tidak sengaja terpeleset dan kebetulan ditolong oleh Baekhyun dan diberi sapu tangan itu. Sebuah senyuman diam-diam mengembang dihati Suzy saat mengingat kejadian itu. 

“ Ah, ne. Sama sama, oh ya jangan memanggilku sunbae. Ini kan bukan disekolah, jadi panggil saja aku Baekhyun oppa ” ia tersenyum halus. Entah kenapa Baekhyun seperti mendengar jelas ucapan terima kasih tulus yang diucapkan oleh Suzy yang membuat jantungnya benar-benar berdebar keras.

“ Emm.. ne sunbae. Eh maksudnya Baekhyun oppa. ” ucapnya salting kemudian diiringi oleh suara tawa Baekhyun dan kedua temannya Luhan dan Sehun. Suzy merasakan ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Ada sesuatu yang seolah merambat cepat disekujur tubuhnya, ada rasa nyaman dan bahagia yang membuatnya seperti mendadak terbang. Perasaan apa ini?

“ Oh iya, kenalkan ini sahabatku namanya Sehun. ”

“ Ah iya, aku sudah sering mendengar tentang Sehun oppa, Annyeong Sehun oppa, kenalkan namaku Suzy ” Suzy tersenyum sambil mengulurkan tangannya dan segera dibalas oleh Sehun.

“ Namaku Sehun. ” ucapnya singkat dan hanya diiringi oleh seulas senyuman kecut. Yah memang selama ini sehun dikenal dingin dan cuek kepada wanita. Entah kenapa sampai sekarang Sehun masih belum bisa menemukan pasangan yang benar-benar pas dihatinya. Mengenal wanita hanya sebatas teman, tidak pernah lebih. Perasaannya begitu polos dan tidak terlalu memikirkan satu makhluk bernama ‘wanita’. Padahal disekolahnya, selama ini Sehun terkenal sebagai namja yang manis dan juga cerdas dan tidak jarang banyak yeoja yang mendekatinya. Namun seperti yang dikatakan tadi perasaannya begitu polos sehingga ia tidak peka terhadap perasaan seseorang yang mendekatinya. 

“ Dan satu lagi, kenalkan ini sahabatku juga namanya Han. ” Baekhyun kemudian melirik ke arah Luhan dan tersenyum. Baekhyun memang benar-benar cerdas menghadapi kondisi, ia sengaja tidak menyebutkan nama lengkap Lu Han, karena jika ia menyebutkannya maka Suzy pasti akan langsung mengenali nama Lu Han. Nama Lu Han memang sudah sangat terkenal dan rawan bila identitas nya sampai ketahuan pada saat yang tidak tepat. 

“ Annyeong namaku Han ” Lu Han mengulurkan tangan dengan diiringi sebuah senyuman malaikat yang mematikan. Jelas berbeda bila dibandingkan dengan Sehun. Senyuman yang benar-benar hangat dan manis.

“ Annyeong, Suzy imnida ” ucapnya diiringi sebuah senyuman sambil menjabat tangan Lu Han yang sedari tadi menggantung menunggu seseorang untuk menjabatnya.

“ Ah iya, sebenarnya aku kesini bersama ketiga sahabatku. Namun yang satunya sedang sakit dan aku ingin mengenalkan sunbae pada kedua sahabatku yang berada disini. Boleh kan ?  ” Suzy sebenarnya merasa sedikit ragu. Namun rasanya tidak etis jika hanya ia saja yang kenalan dengan kedua sunbae ini tanpa memperkenalkan kepada kedua sahabatnya.

“ Ah, mian Suzy. Tapi kami bertiga sedang buru-buru dan akan segera pergi dari tempat ini. Mungkin kau bisa mengenalkannya lain kali saat disekolah. Tidak apa kan? ” Baekhyun kemudian berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jacketnya. Diikuti oleh dua sahabatnya yang lain.

“ Baiklah, tidak apa-apa. ” Suzy berusaha untuk tetap tersenyum. Sebenarnya ia merasa kecewa karena sunbae nya ini rupanya sedang terburu-buru, namun ia juga harus mengerti dan tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain.

~~~ Fated ~~~

Sore ini langit sedang mendung dan tidak seceria kemarin, gerimis tipis-tipis menyambut Hyu-ra disore hari itu. Gerimis itu memeluk ke tubuh Hyu-ra. Udara dingin menusuk saat ia berjalan untuk memasuki Ando cafe. Hyu-ra segera memasuki bangunan cafe yang tampak elite tersebut. Kaki Hyu-ra melangkah lalu menduduki sebuah kursi yang berada di pojok, dekat jendela yang berkaca. Sengaja ia memilih tempat itu karena ia ingin sendiri dan menikmati suasana nyaman sambil melihat air tipis tipis yang berjatuhan dari langit. 

Beberapa menit kemudian, chocholate panas sudah terhidang diatas meja. Hyu-ra meraih gelas hot chocholatenya dan segera meminumnya. Beberapa detik kemudian, Hyu-ra memejamkan matanya mengingat-ingat kejadian tadi. Ia sudah dibuat bingung oleh sesuatu yang ia sendiri tidak bisa menjelaskannya. Aneh! Itulah yang saat ini terbenam dalam pikiran Hyu-ra. Seringkali pertemuan-pertemuan itu terjadi secara kebetulan dan tidak disengaja. Seringali ia coba memikirkan dan menerka-nerka mengapa ia terus-terusan bertemu dengan lelaki itu, namun semakin ia memikirannya semakin ia dibuat bingung oleh pertanyaan-pertanyaan itu sendiri.

Diluar masih gerimis, matanya kemudian menatap kosong ke arah kaca disebelahnya yang basah. Gerimis air hujan telah menyiramkan airnya ke permukaan kaca yang bening itu. Pikiran Hyu-ra masih menerawang jauh ke arah pertemuannya dengan lelaki itu. Bernostalgia? Ya! Mungkin itulah yang sedang terjadi dipikiran Hyu-ra. Tanpa ia sadari, saat ini ia sedang tersenyum-senyum sendiri mengingat kekonyolan dan kepolosan yang dilakukan oleh namja itu saat dipameran buku. 

Segera ia tersadar dan membuang jauh-jauh ingatan itu, ia sedikitpun tidak mau terganggu dengan keberadaan namja itu yang sekarang ini sedang berada dalam bayang-bayangnya.

Sepasang mata Hyu-ra menelusuri ke setiap penjuru ruangan kafe itu. Suasananya sangat menentramkan, tidak begitu banyak pengunjung yang datang ke kafe sore ini. Mungkin akibat cuaca yang sedang tidak mendukung disertai dengan hujan gerimis-gerimis, sehingga membuat orang merasa malas untuk keluar. Entah kenapa Hyu-ra nyaman sekali berada dikafe itu, suasananya sangat menyegarkan dan merilekskan tubuh serta pikiran.

Hampir satu jam sudah Hyu-ra berada dalam kafe itu. Kembali, ia hanya tersudut dalam ketidaktahuannya. Tidak tahu harus melakukan apa, sama seperti saat ini saat ia hanya bisa duduk tersudut diruangan Heaven Cafe .

Hyu-ra melirik jam tangan yang melingkar ditangannya, sudah pukul 17.00 KST. Beberapa detik setelahnya ia segera beranjak dari tempat duduknya bersiap untuk ke kasir.  Setelah itu ia pergi dan berlalu ke pintu keluar. Rupanya gerimis sudah mulai reda, dan para pengunjung mulai berdatangan untuk meramaikan suasana kafe itu. Beruntungnya dirinya, karena saat tadi ia datang ke kafe itu, ia dapat merasakan ketenangan karena pengunjungnya yang terbilang sedikit.

Setelah itu Hyu-ra segera berjalan ke arah parkiran, tempat dimana mobilnya berada setelah itu ia langsung mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan kafe tersebut.

~~~Fated ~~~

Meskipun sore ini gerimis baru saja reda dan tanah masih basah tidak mengurangi semangat Luhan dan kedua sahabatnya Sehun dan Baekhyun untuk bermain Basket.

Terlihat ketiganya sedang asyik berebut bola dan berusaha memasukannya ke dalam ring. Skor akhir dari pertandingan itu adalah Luhan berhasil memasukkan 10 shoot, Baekhyun 8 dan Sehun 6.

Maklum saja, selama ini Luhan memang terkenal paling jago dalam bermain basket dibandingkan dengan kedua sahabatnya itu. meskipun begitu Luhan sama sekali tidak pernah sombong dan membangga-banggakan diri sendiri. 

Setelah selesai bermain basket ketiganya lalu duduk sambil meluruskan kakinya di sudut lapangan basket itu. Sebotol air mineral terlihat ditenggak habis oleh ketiganya. 

“ Jadi kau masih sering memikirkan gadis itu? ” ucap Baekhyun spontan. Rupanya selama ini Baekhyun diam-diam memperhatikan sikap Lu Han. Baekhyun yakin sekali alasan Luhan sering melamun adalah karena pertemuannya dengan gadis itu. Baekhyun memang paling ahli dalam masalah yang satu ini.

Luhan langsung menoleh ke arah Baekhyun “ Aniyo. Lagipula untuk apa aku memikirkannya ” elak Lu Han. Namun sebenarnya dalam hati ia mengiyakan pertanyaan Baekhyun. Ia memang jadi sering teringat pada gadis itu. Walaupun pertemuan mereka terjadi di suasana yang tidak menyenangkan namun ia tidak bisa memungkiri bahwa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Ia sendiri tidak bisa menjelaskannya, namun dalam hati diam-diam ia mengharapkan pertemuannya lagi dengan gadis itu.

“ Kau yakin? ssshh.. padahal aku yakin sekali diam-diam kau suka memikirkannya iya kan? ” ucap Baekhyun sarkastik. 

“ Lagipula kalau cantik, tidak jadi masalah kok ” tambahnya kemudian sambil diiringi senyuman simpul namun dengan nada suara yang menggoda.

“ Ya! Kau ini selalu saja seperti itu. Sebaiknya kau mulai berguru pada Sehun. Lihatlah sikapnya yang cool. Tidak heran kan kalau Sehun lebih banyak didekati para yeoja daripada kau. ” Lu Han kemudian melirik ke arah Sehun sambil tertawa kecil.

“ Ya! Aku ini sangat tampan untuk ukuran seorang namja dan lagipula aku lebih berpengalaman dalam urusan yeoja dibanding kau dan Sehun ” timpal Baekhyun setengah berteriak.

“ Aissshhh.. kau ini sebenarnya memujiku atau meledek? ” Sehun menunjukkan wajah cemberutnya ke arah Luhan.

“ Tentu saja aku meledek. ” Beberapa detik kemudian Sehun menoleh ke arahnya dengan muka yang menggambarkan ketidakterimaan. “ Aigoo.. tentu saja aku memujimu chingu, hahaha mian, tapi kalau aku boleh kasih saran, sebagai seorang sahabat aku berharap kau segera menemukan seorang pacar. Kau tidak boleh terus-terusan memikirkan masa lalu. Lupakanlah dia...” Luhan kemudian merangkul pundak sahabatnya itu.

“ Mungkin selamanya aku tidak akan pernah bisa melupakannya.” Sehun beranjak dari tempat ia duduk. Ia mengambil bola basket yang berada dilapangan. “ Kajja kita bermain lagi, sshh.. aku tidak terima dikalahkan seperti ini ”

~~~Fated ~~~

Malam telah tiba. Saat ini Lu Han tengah duduk dengan santai di taman belakang rumahnya. Disekitar taman itu tumbuh berbagai jenis tanaman yang menyejukkan mata, selain itu terdapat juga sebuah kolam renang dan kolam ikan kecil yang juga dikelilingi oleh bunga membuat suasana semakin nyaman dan damai. Luhan yang sedang berada di depan laptop berwarna putih tersebut tengah asyik melihat tulisan di layar laptop yang berada dihadapannya itu. Kali ini tidak seperti biasanya. Ketika biasanya ia selalu menulis namun kali ini ia sedang membuka akun weibo nya. 

Ia sedang asyik melihat komentar-komentar para fans nya mengenai buku fiksi karya dirinya yang baru terbit sekitar 1 minggu yang lalu. Ia tersenyum simpul melihat komen-komen positif dari para fans nya yang menyukai isi cerita buku tersebut.

Nama pemilik akun Weibo bernama Han tersebut tengah asyik sekali membaca satu demi satu komentar yang dilontarkan oleh para pencinta buku fiksi karyanya. Matanya tertuju pada komentar salah seorang yeoja dengan nama akun Han Hyu-ra.

=Meskipun dia kusebut-sebut sebagai makhluk aneh, tapi aku sangat mengagumi buku karya-karyanya Luhan. Ceritanya mampu mengolah rasa saat membacanya. Entah kenapa setiap kali aku membaca baris demi baris kata kata didalam buku karyanya selalu membuatku terhanyut dalam cerita tersebut dan seolah apa yang ia tulis adalah menceritakan diriku, aku juga selalu bisa merasakan apa yang dialami oleh tokoh dalam jalan cerita buku karyanya. “Semangat” aku selalu menunggu karya-karyamu selanjutnya=

Makhluk aneh? Luhan mengedikkan bahunya tidak mengerti dengan maksud dari kata ‘makhluk aneh.’

Tiba-tiba sebuah suara berdering dari ponsel Luhan. Segera ia mengambil ponsel yang berada dimeja dihadapannya. Ia lalu membuka kunci layar ponsel tersebut. Sebuah pesan masuk dari seseorang yang bernama Lu Se Jin.

-Se-jin-

Don’t miss me, i will be there at 3 days.

-Luhan-

No, i’m not missing you! What? Are you seriously?

Luhan lalu mengirimkan satu pesan lagi pada Se-jin

Ya! Kenapa kau pulang mendadak sekali saeng. Aku hampir terkena serangan jantung. Apakah kau sudah memberitahu oemma tentang rencana kepulanganmu?

-Se-jin-

Of course. I’m seriously.

Huhh-_- jadi kau tidak senang dengan kepulangan adikmu yang cantik ini? Oppa kau jahat sekali! Tidak aku sama sekali belum bilang. Rencananya aku akan membuat kejutan untuk oemma. Pokoknya kau harus merahasiakannya ya? Awas kalo enggak!
Ah dan satu hal lagi Ingat janjimu untuk mengajakku berjalan-jalan saat aku tiba di seoul nanti. Arraseo?

Setelah menerima sms dari adiknya tersebut Luhan menerima notifikasi pemberitahuan. Ada pesan line yang masuk. Muncul sebuah nama -Baek-

Sudah pasti dari baekhyun. Ia langsung membukanya :

-Baekhyun-

Semangat Luhan hyung! Besok hari pertamamu masuk sekolah. Ingat jangan terlalu gugup O.K? karena sebenarnya rencana kepindahan sekolahmu itu sudah menyebar, dan aku tidak tahu siapa penyebar informasi itu,  jadi nanti besok kau harus sudah bersiap-siap jadi santapan para yeoja satu sekolah :p

-Luhan-

Ne, arraseo. Mungkin sudah saatnya membuka identitas. Terimakasih tapi aku bisa tenang karena kau akan membantuku menghindari para yeoja itu kan? :D maafkan hyungmu yang terlalu tampan ini nak. :)

-Baekhyun-

Aishh.. hyung! Kau ini masih sempat-sempatnya bergurau. Kelihatannya kau sangat menikmatinya ya? Hyung aku ada 1 permintaan untukmu, jika nanti kau berkenalan dengan para yeoja jangan lupa untuk dikenalkan padaku juga, ne? yang paling penting cantik, modis dan proporsional.^^

Luhan hanya tersenyum geli melihat pesan dari Baekhyun tersebut. Dari dulu ia memang tidak pernah berubah, tidak pernah ingin menjalani hubungan yang serius dengan seorang yeoja. Luhan berharap semoga suatu hari nanti Baekhyun bisa menemukan seorang yeoja yang akan membuat Baekhyun berubah dan benar-benar serius dalam menjalin sebuah hubungan, bukan untuk main-main saja.

~~~Fated ~~~

Pagi hari saat Hyu-ra sedang berjalan memasuki koridor sekolahnya, tiba-tiba sebuah suara hentakan orang-orang berlarian membuat Hyu-ra mengerutkan keningnya. Tidak mengerti apa yang terjadi sehingga banyak orang yang berlarian dan langsung berkerumun di depannya.

Hyu-ra sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi, namun ia terus saja melangkah berlalu meninggalkan kerumunan itu. Malas! Itulah alasannya. Ia tidak terlalu memikirkan apa yang sedang terjadi pada sekelompok orang-orang itu. Anehnya yang mendominasi kerumunan itu adalah para yeoja satu sekolahnya. Ia lalu mengedikkan bahunya sambil terus berjalan dan semakin menjauhi daerah kerumunan itu.

Kebetulan sekali ia melihat ketiga sahabatnya yang sedang berjalan di depannya dengan setengah berlari dan sepertinya akan mendekati ke arah kerumunan. “Jangan-jangan mereka juga akan pergi ke kerumunan itu” tebak Hyu-ra.

“ Kalian mau pergi kemana? ” Hyu-ra menghentikan langkah para sahabatnya

“ Kau belum dengar kabar bahwa Luhan hari ini masuk sekolah? Bukankah kau sangat ingin bertemu dengannya. Sekarang dia berada dihadapanmu. ” tunjuk Hye-ju ke arah kerumunan itu.

“ Di.. dia? Serius? ” tanya Hyu-ra dengan wajah menunjukkan ketidakpercayaan.

“ Iya.. kajja ” ajak So-ra pada sahabatnya. Hye-ju dan Suzy pun mengikuti So-ra, sementara Hyu-ra masih terdiam ia masih tak percaya jika penulis idolanya kini berada dihadapannya.

Akhirnya dengan ragu-ragu, Hyu-ra berjalan ke arah ke kerumunan yang cukup ramai itu dengan langkah perlahan, semakin terlihat jelas olehnya banyak para siswi yang sedang mengerubuni namja itu mengantri untuk meminta tanda tangan dan foto bareng. Mereka terlihat sangat antusias sekali.

Semakin dekat...semakin dekat.. dan semakin mendekat...

Meskipun masih belum terlihat jelas sosok penulis idolanya itu karena terlalu ramai dikerubuni namun Hyu-ra merasa familiar sekali dengan wajah lelaki itu. Semakin Hyu-ra amati sepertinya ia mengenal dia.

DEG!

“ Tidak mungkin.. ini mustahil!! Andwae.. ini tidak mungkinn ” ucapnya terus menerus sambil mengelengkan kepalanya.

Hyu-ra sungguh tidak mempercayai hal ini. ‘Ini mimpi.. ini mimpi... bagaimana mungkin dia?’ Hyu-ra benar-benar berharap bahwa ini adalah mimpi. Hyu-ra mencubit pipinya pelan.

“ Aww.. sakit.. ” keluhnya kemudian merasa nyeri dibagian pipinya “ Ah.. aniya! Ini nyata. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? ”

Tiba-tiba sebuah sosok lelaki yang berada dikerumunan itu terlihat sedang menatap kedua mata Hyu-ra. Sosok yang tidak lain adalah Luhan tidak sengaja menangkap sosok Hyu-ra, ia menyadari bahwa wajah Hyu-ra terlihat familiar untuknya, namun ia tidak bisa memfokuskan matanya karena terlalu banyak orang yang berada disekelilingnya.

 Sementara itu Hyu-ra yang menyadari bahwa Luhan melihat keberadaannya menjadi semakin gugup dan tidak tahu harus melakukan apa. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata orang yang ditabraknya adalah penulis yang selama ini ia idolakan ‘Lu Han’. Ia benar-benar menyesal kenapa ia harus menunjukkan sikap tak suka yang berlebihan bahkan menunjukkan kemarahan padanya. 

Sebelum Luhan semakin mengenali dirinya, Hyu-ra pun segera berbalik arah dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu dan langsung menuju ke arah kelasnya. 

“ Maaf.. permisi sebentar ” ucap Luhan dengan sopan. Ia berusaha pergi meninggalkan kerumunan itu dengan sedikit bersusah payah menerobos orang-orang disekitarnya. Ia kemudian meminta tolong pada kedua sahabatnya untuk mengatasi masalah ini. 

Luhan segera pergi menyusul Hyu-ra. 

“ Chogi..” panggil Luhan pada Hyu-ra yang berjalan didepannya. “ Maaf, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya? ”

Mendengar perkataan Luhan, Hyu-ra semakin mempercepat langkah kakinya. Namun langkahnya kemudian terhenti saat ada sebuah tangan yang menahan lengannya. 

“ Wajahmu sepertinya terlihat familiar bagiku, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? ” tanya Luhan masih sambil memegang lengan Hyu-ra. 

Pertanyaan Luhan berhasil membuat Hyu-ra terkejut sekaligus gugup. DEG!! Hatinya benar-benar seperti diledakkan oleh Bom nuklir. Jantungnya kali ini seolah berhenti berdetak, tangan dan tubuhnya kaku sulit digerakkan. Ia benar-benar tidak bisa lagi menghindar dan berkutik dari lelaki ini. Ia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. 

Hyu-ra berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia menarik nafasnya pelan dan beberapa saat kemudian Hyu-ra memberanikan diri untuk menoleh ke wajah orang yang ia ketahui adalah Luhan “ Heh? Memangnya kau mengenalku? Tapi sepertinya kita tidak saling mengenal  ” ucapnya dengan nada yang dingin. Ia benar-benar berharap bisa menyembunyikan kegugupannya didepan Luhan.

Luhan melepaskan pegangan tangannya pada lengan Hyu-ra. ia benar-benar kaget begitu Hyu-ra menoleh ke arahnya.

Luhan benar-benar tidak menyangka, ia dipertemukan lagi dengan gadis ini, entah ada dorongan darimana sehingga ia bisa pergi begitu saja mengejar gadis ini. Namun begitu mendengar pernyataan Hyu-ra entah ia merasa seperti ada jarum yang menusuk-nusuk hatinya. 

“ Kau lagi.. ternyata kau! Bukankah sebelumnya kita pernah bertemu? aku benar-benar tidak percaya kita bisa bertemu lagi ” Luhan menunjukkan sikap yang seramah mungkin pada Hyu-ra lalu tersenyum simpul padanya.

Sementara Hyu-ra hanya tersenyum miris mendengar perkataan Luhan. “ Benarkah?.. Ah iya aku ingat kau orang yang sudah menabrakku 2 kali benar kan? ” ucapnya dengan nada menyindir sambil melipat kedua tangannya.

“ Masalah itu, aku benar-benar minta maaf. Lain kali takkan kuulangi lagi. Lagipula aku sungguh tidak sengaja. ” Ucapnya dengan nada menyesal. Namun beberapa detik berikutnya ia sudah bisa menunjukkan sebuah senyuman angelnya kembali. “ Kenalkan namaku Xi Lu Han ” sembari mengulurkan tangannya ke arah Hyu-ra.

Sementara itu wajah Hyu-ra masih menunjukkan wajah yang dingin dan tidak bersahabat. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan hal itu, namun ia melakukan itu semata-mata hanya untuk menutupi rasa gugup dan rasa bersalahnya terhadap Luhan. 

“ Aku tahu kau tidak bertanya namaku, tapi aku ingin berkenalan denganmu ” Luhan masih menatap Hyu-ra dengan senyuman yang mengembang dibibirnya. Senyum yang sangat indah dan manis yang menambah berkali-kali lipat ketampanannya. 

Tiba-tiba, entah mendapat dorongan darimana tangan Hyu-ra terangkat dan membalas jabatan tangan Luhan. “ Namaku Hyu-ra ” ucapnya masih menatap Luhan dengan tatapan dingin sedingin salju. Namun dalam hati ia merasakan aliran darahnya berdesir cepat dan degub jantungnya semakin bertambah keras bahkan sewaktu waktu jantungnya itu bisa melompat keluar.


TBC...

No comments: