Friday, 12 September 2014

FF Fated Chapter 1


Title : Fated
Author : Yani F.
Main cast : Han Hyu-ra (You/OC) & Lu Han EXO,
                  Suzy, Shin Hye-ju, Kim So-ra
                  Oh Sehun, Baekhyun, Park Jongin
                  Other Cast…
Length : Chapter
Genre : Romance, Sad, Friendship,
Rating : Teen PG (15)

    Annyeong haseyo readers! sebenernya ff ini bukan ff pertamaku. Namun  Author ini masih dalam tahap belajar, dari judul sama ceritanya aja author yakin pasti ga nyambung banget.. Jadi, maaf ya kalo jelek atau gimana gitu ya misalnya gak greget dihati hehehe ^^

Disclaimer :

Luhan hanya milik Allah semata, orang tuanya dan milik sment dan milik author sah. Han Hyu-ra hanya milik author semata :D




Summary :‘Dia benar-benar tidak habis pikir dan tidak mengerti kenapa seharian ini dia bertemu dengan orang yang sama untuk kedua kalinya, dilokasi yang berbeda namun dengan kejadian yang hampir sama, saling bertabrakan.’



19  September 2014

Author POV

Gangnam (Cheongdam-dong), Seoul, South Korea

Hari ini, merupakan hari kedua diadakannya pameran buku terbitan dalam dan luar negeri. Bahkan pameran itu tidak hanya diikuti oleh para penerbit asal korea saja, tetapi beberapa penerbit asal Negara lainnya juga.

Hyu-ra dan sahabat-sahabatnya yang memang senang baca-baca buku memutuskan untuk datang melihat-lihat. Tapi tidak hanya sekedar mau lihat-lihat saja, jadi Hyu-ra dan ketiga sahabatnya itu juga tidak lupa membawa uang yang cukup lumayan. Ya kalau memang ada buku yang bagus terutama buku fiksi remaja, Hyu-ra dan sahabat-sahabatnya bermaksud membelinya.

Sepulang sekolah dengan menaiki mobil mewah milik Hyu-ra, mereka pun langsung meluncur menuju ke tempat di mana pameran dilangsungkan.

“ Kira-kira novel terbaru karya Xi Lu Han ada tidak ya? ” Tanya Hyu-ra pada tiga sahabatnya yang sedang asyik memainkan gadget mereka.

 “ Aku rasa ada hyu…” Sahut suzy

“ Ne ” timpal So-ra “ Kenapa memangnya? ” tanyanya kemudian.

“ Kalau, ada aku berniat membelinya karena Lu Han adalah penulis idolaku.” ucapnya dengan nada bangga.

“ Sama kalau gitu ” sambut Hye-ju yang sedari tadi hanya diam. “ Nado, aku juga mau membeli buku terbaru karyanya, karena dia juga penulis idolaku.”

“ Tapi… tidak ada yang mengidolakan dia melebihi aku ” Tegas Hyu-ra pada sahabatnya.

“ Ne, ne… arrayo!!! ”

Sambil ngobrol dan bercanda, Hyu-ra dan ketiga sahabatnya Suzy, So-ra, dan Hye-ju melangkah menyusuri koridor yang ada diantara stand-stand pameran buku. Namun tidak lama kemudian, mereka bertiga memasuki salah satu stand untuk melihat buku-buku yang dipamerkan. Saking asyiknya Hyu-ra melihat-lihat buku di stand itu sampai-sampai dia tidak sadar kalau ketiga sahabatnya sudah tidak bersamanya lagi. Saat dia bermaksud memberi tahu sahabatnya mengenai sebuah novel yang menurutnya bagus dan menarik.

Hyu-ra pun jadi celingukan sendiri, bingung mencari-cari keberadaan ketiga sahabatnya.



Hyu-ra POV

“ Mereka kemana? ” aku mengeluh dengan wajah menggambarkan kecemasan.

Bergegas aku keluar dari stand itu untuk mencari sahabat-sahabatku. Sambil celingak-celinguk kesana kemari aku terus melangkah. Pada saat yang sama, dari arah berlawanan seorang namja yang juga tampak celingukan seakan tengah mencari sesuatu, melangkah ke arahku. Karena sama-sama meleng, akhirnya tanpa dapat dicegah aku dan namja itu pun saling bertabrakan satu sama lain.

BRUGKKK….

“ Uuukh…! ”

“Aaakhhh…”

Aku maupun namja itu sama-sama menyurut mundur dengan mata saling menatap satu sama lain. Untuk sesaat aku dan dia sama-sama tertegun dengan mulut ternganga.

“ Ya!! Kalau jalan lihat lihat! ” sungutku dengan wajah menunjukkan rasa tidak senang sembari memelototkan kedua mataku ke arah namja tampan itu. #aiiishhh aku yang sedang kesal dan sebal karena merasa ditinggalkan oleh ketiga sahabatku jadi tambah keki karena harus bertabrakan dengan namja itu.

“ Maaf… ”

“ Punya mata enggak sih? ” tanyaku dengan masih menunjukkan muka ketusku.

“ Punya.. nih…” sahut namja itu sambil tersenyum sembari menunjuk kedua matanya dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.

Untuk sesaat aku merasa namja berambut coklat pirang ini sangat tampan, kulitnya putih, matanya indah dan senyumannya… bodohh!! Apa yang kau pikirkan Hyu-ra?...’

‘Aishhh… namja ini menyebalkan sekali!’ gerutuku dalam hati

“ Kalau punya mata dipakai dong! ” jawabku dengan nada sedikit kasar. Ah sebenarnya aku juga salah.tadinya aku sempat tidak mau marah-marah pada namja ini. TAPI….

“ Lho.. memangnya kau tidak melihat kalau mataku sudah terpakai. Bahkan semenjak aku lahir dari Rahim oemma ku aku sudah memakai sepasang mata ini.” jawab namja itu masih dengan bibir tersenyum membuatku kian bertambah kesall.

‘DAEBAK!!! Tadinya aku sempat merasa menyesal padanya, tapi aku malah dibuat makin kesal olehnya!’

“ Ya! Lalu kenapa kau menabrakku? ” dengan setengah berteriak aku menggebrakkan kaki kananku.

“ Aku tak sengaja. Sungguh…! ” suara namja itu sedikit memelas namun senyuman dibibirnya itu seolah tidak mau lepas dari wajah namja ini, apa yang salah dengan namja ini ?

“ Akhhh.. dasar namja kampungan! ” kali ini ucapanku sedikit pelan, aku ini sebenarnya tidak mau lagi berteriak di depan namja ini, bukan apa-apa rasanya tenggorokanku ini sudah kering.

“ Aku kan sudah minta maaf, kenapa kau masih marah? ” namja ini sepertinya mendengar ucapanku tadi.

“ Gimana aku enggak marah, kau benar-benar menyebalkan! Dasar namja kampungan!! ”

“ Memang…” ucapnya yang membuatku sedikit terkejut. “ aku memang anak kampung.” sahut namja itu kalem seolah dia tidak tersinggung apalagi marah dikata-katain olehku. “ oettokhe? Bagaimana kau tahu kalau aku anak kampung? ” ucapnya lagi.

Lagi, lagi, dan lagi  pertanyaannya yang seperti anak bodoh justru membuatku jengkel dan kesal.

‘Huh ..percuma saja ngomong sama namja ini! Batinku’

Kemudian tanpa menghiraukan bagaimana sikap namja itu, aku langsung berputar haluan dan bergegas meninggalkan namja itu yang tampak masih berdiri mematung memandangi kepergianku sembari tersenyum dan geleng-geleng kepala.



Author POV

Karena sudah muter-muter kesana kemari namun tidak juga berhasil menemukan ketiga sahabatnya, akhirnya Hyu-ra pun memutuskan untuk pulang. Hatinya benar-benar kesal pada sahabat-sahabatnya yang dia anggap sengaja meninggalkannya.

“ Awas nanti disekolah! Kalian akan menerima pembalasannya.” Dengus Hyu-ra ngedumel sendiri sembari melangkah meninggalkan balai dimana pameran buku dilangsungkan. Gara-gara sahabat-sahabatnya meninggalkannya, membuat Hyu-ra jadi batal membeli buku, padahal Hyu-ra tadi tertarik pada sebuah novel karya terbaru penulis idolanya Xi Lu Han. Ya memang selama ini Hyu-ra sangat mengidolakan penulis muda berbakat itu. Cerita-cerita yang ditulis oleh Lu-Han sangat bagus dan terasa menyentuh hati juga seakan mewakili jiwa pembacanya. Namun sayang Hyu-ra belum pernah mendapat kesempatan untuk bertemu penulis idolanya itu.

***

Kekesalan dan kejengkelan hati Hyu-ra rupanya tidak hilang begitu saja. Sehingga meskipun sudah sampai dirumah Htu-ra masih saja menunjukkan wajah cemberut dan merengut. Hal itu membuat sang oemma yang menyambut kepulangannya seketika mengerutkan kening, tidak mengerti apa yang terjadi sehingga putrinya pulang dengan membawa muka cemberut seperti itu.

“ Ada apa? ” Tanya oemma kepada Hyu-ra

“ Aku kesal oemma! ” dengan wajah cemberut Hyu-ra duduk disofa. Ibunya mendekati anaknya dan merangkulnya hangat.

“ Kesal sama siapa? ” Ibu Hyu-ra menunjukan wajah penasaran sekaligus khawatir. Sekedar informasi Han Hyu-ra adalah putri tunggal pemilik perusahaan Wookyung High Corporation sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi.

“ Aku kesal pada ketiga sahabatku.. ” Hyu-ra masih menunjukkan wajah cemberutnya

“ Kenapa memangnya? ”

“ Bagaimana tidak kesal, mereka yang mengajakku ke pameran buku, tapi mereka ninggalin aku sendiri ”

“ Mungkin mereka tidak meninggalkanmu sayang. Mungkin saja karena keasyikan melihat-lihat buku, ketika mereka mengajakmu pergi kau tidak mendengarnya. Dan mereka pikir kau sudah ikut bersama mereka ”

“ Tidak mungkin oemma ” Hyu-ra segera membantah dan menolak ucapan ibunya. “ mereka memang sengaja meninggalkanku karena ingin mengerjaiku. ”

“ Kenapa berpikir seperti itu sayang? ”

“ Kalau mereka memang tidak sengaja mengerjaiku, seharusnya kan mereka menyolekku saat mau pergi! Tapi mereka tidak melakukannya ” Hyu-ra kembali cemberut dan tanpa disadarinya ekspresi wajah Hyu-ra jadi terlihat lucu sehingga membuat ibunya pun sedikit melebarkan senyum.

“ Ya sudah mungkin mereka lupa. Ppali sekarang ganti pakaian dulu lalu makan, oemma akan menyiapkannya. ”

“ Ne oemma! ”

Hyu-ra menurut. Dia bergegas melangkah ke kamar tidurnya untuk berganti pakaian. Namun begitu sampai dikamar, Hyu-ra tidak langsung mengganti pakaian seragam sekolahnya dengan pakaian rumah. Yang dilakukannya justru menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Lalu dia teringat pada namja yang bertabrakan dengan dirinya tadi. " Nuguya? Siapa namja itu. Huhh sangat menyebalkan! Sudah tahu salah, malah pake cengengesan segala. Sok ketampanan amat dia gumam Hyu-ra

Hyu-ra menghela nafas panjang. Dia berusaha membuang bayangan namja menyebalkan itu. Semakin dia mencoba membuang bayangan namja menyebalkan itu, bayangan namja itu malah seperti sengaja menggodanya.

“ Hyura-ya ” ibunya memanggilnya dari balik pintu membuat Hyu-ra kaget.

“ Ne oemma ”

“ Cepat keluar nak, nanti makan siangnya keburu dingin. ”

“ Ne oemma sebentar.. ”

Hyu-ra pun beranjak bangun untuk mengganti pakaian seragam sekolah dengan pakaian rumah. Tidak lama kemudian Hyu-ra telah keluar dari kamarnya dengan mengenakan pakaian rumah. Lalu melangkah ke  ruang makan dimana ibunya berada.

“ Oemma… ”

“ Ya sayang. Kenapa? ”

“ Nanti sehabis makan aku mau keluar lagi. ”

“ Kemana nak? ” ucap ibunya penuh perhatian. Sebenarnya Hyu-ra merasa bangga punya ibu yang sangat perhatian sekali. Jarang di jaman sekarang ini ada orang tua yang penuh perhatian seperti oemmanya.

“ aku harus membeli novel karya Lu Han, ada yang terbaru dan aku harus membacanya. ”

“ Boleh, tapi ingat jangan kelewatan membaca novel. Utamakan belajar dan sekolah ya? ” ucap oemmanya mengingatkan.

“ Tentu saja, pokoknya aku akan tetap mempertahankan prestasiku di sekolah.” Ya memang, selain cantik Hyu-ra adalah salah satu murid teladan di sekolahnya karena itulah banyak para namja disekolahnya yang mengejar-ngejarnya, namun tidak satupun yang berhasil membuat hati yeoja yang bernama Hyu-ra itu luluh. Entah apa yang sebenarnya diharapkan dan ditunggu oleh Hyu-ra. Hanya dirinya dan tuhanlah yang tahu.

“ Oh iya satu hal lagi, jangan terus-terusan menyalahkan teman-temanmu. ” ucap ibunya berusaha menghibur hati putrinya. “ Nanti sehabis makan kau boleh pergi ke toko buku. ”

“ Ne, oemma. ”

Dengan ditemani sang oemma yang duduk di depannya, Hyu-ra pun menyantap makan siangnya dengan lahap. Sehingga perasaan kesal dan kecewa pada sahabat-sahabatnya yang dianggap telah sengaja meninggalkannya untuk sementara waktu dapat ia lupakan.

***

Sementara itu di balai pameran, ketiga sahabatnya Hyu-ra tampak celingukan kesana-kemari, sepertinya mereka tengah mencari sesuatu. Karena mereka merasa jumlah personil mereka sekarang jadi kurang dari pertama mereka berangkat.

“ Ya! Hyu-ra Odiya? ” Tanya So-ra kaget karena menyadari Hyu-ra sudah tidak bersama mereka.

“ Kemana dia ? ” gumam Suzy.

“ Ne, kemana Hyu-ra? Kenapa dia pergi tidak bilang-bilang? ” desah Hye-ju.

“ Tadi kan Hyu-ra bersama kita.” gumam So-ra.  “ Baru sebentar aja kita meleng, dia langsung menghilang. ”

“ Kira-kira dia pergi kemana? ” Tanya Hye-ju

“ Itulah yang harus kita pikirkan. Tapi ketimbang dari mikir lebih baik kita segera mencarinya, aku khawatir terjadi sesuatu pada Hyu-ra. ” ucap So-ra. “ Kajja. ” ajak So-ra  pada kedua sahabatnya.

Ketiga yeoja manis yang selama ini selalu kompak dengan Hyu-ra itupun sama-sama berusaha mencari Hyu-ra sahabatnya. Mereka datangi satu persatu stand pameran yang ada di tempat itu, dengan harapan akan bisa menemukan sahabat mereka. Namun meski sudah hampir semua lokasi pameran mereka datangi, tetap saja mereka tidak berhasil menemukan keberadaan Hyu-ra.

“ Omo… kemana sih Hyu-ra? ” gumam suzy setengah mengeluh, sembari memijat kakinya yang sudah pegal.

“ Iya, sudah hampir semua tempat kita datangi, tapi kita belum juga menemukan Hyu-ra ” timpal Hye-ju.

“ Lalu bagaimana? ” Tanya So-ra.

Mereka sama-sama diam, sama-sama berpikir. Seakan berusaha mencari cara agar bisa menemukan sahabat mereka yang mendadak menghilang dari samping mereka.

“ Ya! Kenapa kita jadi seperti orang bodoh ? ” gumam So-ra.

“ Maksud kau ra? ” Tanya Hye-ju penasaran.

“ Kita hubungi saja HP-nya… ” Jawab So-ra. Ia lalu terkekeh melihat Suzy yang masih sibuk memijat kakinya.

“ Ah matta.. kenapa kita jadi bodoh? ” timpal Hye-ju. Kemudian So-ra mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi nomor ponsel Hyu-ra. Namun ternyata HP Hyu-ra tidak aktif.

“ Oettokhe? ” Tanya Suzy yang akhirnya angkat bicara.

“ Tidak bisa dihubungi. Ponselnya sepertinya mati. ” Ujar So-ra “ Terus bagaimana lagi? ” Tanya So-ra meminta pendapat pada kedua sahabatnya itu.

“ Bagaimana kalau kita hubungi saja rumahnya. ” Usul Hye-ju.

“ Aniya, hajjiman. ” larang Suzy

“ Waeyo? ”

“ Nanti malah akan membuat oemma nya bingung. Kita kan kemari tidak minta izin dulu sama orang tua kita. ” tutur Suzy menjelaskan. Membuat anggukan dari kedua temannya yang seolah mengiyakan ucapan Suzy. Tetapi apa yang dikatakan suzy memang ada benarnya juga , sebelum mereka pergi ke pameran buku, mereka memang belum minta izin kepada orang tua masing-masing.



***

Sesuai dengan rencana, sore ini setelah makan siang dan istirahat sebentar, Hyu-ra akan pergi ke tempat toko buku dengan maksud akan membeli novel karya Lu-Han yang tadi sempat belum dibelinya di pameran. Sebagai fans dari Lu Han, Hyu-ra tidak mau sampai ketinggalan untuk membaca novel karya idolanya itu.

Akhirrnya setelah pamit kepada ibunya, Hyu-ra pun pergi ke toko buku dengan mengendarai mobilnya. Sebenarnya ibunya sudah menyuruh supir untuk mengantarnya. Namun, seperti biasa Hyu-ra akan menolaknya. Keinginan Hyu-ra memang selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Orang tua Hyu-ra hanya memberi syarat agar hati-hati dan pulang tepat waktu. namun bila ia ada tugas atau pelajaran tambahan disekolah sehingga harus pulang telat ia harus segera menghubungi ayahnya atau ibunya.

Beberapa menit kemudian, Hyu-ra pun sampai di COEX mall yang berada dikawasan cheongdam-dong. Hyura memang tinggal di sebuah gedung bernama brownstone dikawasan elit tersebut. Jarak antara mall dan gedung rumahnya tidak begitu jauh. Setelah memarkirkan mobilnya Hyu-ra segera memasuki mall itu kemudian menuju ke lift untuk naik ke lantai 3, karena toko buku yang akan ia datangi berada di lantai itu.

Pintu lift terbuka, Hyu-ra sudah berada dilantai 3. Hyu-ra memasuki toko buku dan mengedarkan pandangannya ke tempat novel dipajang. Setelah ia berhasil menemukan rak buku itu ia melangkah ketempat itu dan segera mencari novel terbaru karya Lu-han. Hyu-ra sangat fokus dan memusatkan perhatiannya pada buku-buku yang terpajang rapi di rak itu. dan karena pandangan matanya hanya terfokus ke rak buku, membuat Hyu-ra tidak melihat sekelilingnya.

Pada saat yang bersamaan, dari arah yang berlawanan, seorang namja tampan melangkah ke arahnya.Namja itu pun meleng, karena pandangan matanya juga tertuju pada isi rak. Akibatnya…

BRAKKKK! …

Tabrakan pun tidak bisa dihindari. Keduanya sama-sama mengarahkan pandangannya ke arah orang yang ditabraknya.

“ Kau… ” desis Hyu-ra kaget begitu melihat siapa yang ditabraknya.

“ Annyeong, kita bertemu lagi ” ucap namja itu sambil tersenyum

“ Huh, Kenapa harus ketemu namja ini lagi ” Hyu-ra mendesah dan bibirnya membentuk kerucut karena kesal. Hyu-ra tidak habis mengerti dengan apa yang ia alami hari ini.

“ Menyebalkan! ” ucap Hyu-ra. Sementara namja itu mengerutkan keningnya menunjukkan ketidak mengertiannya.



Luhan POV

Aku benar-benar tidak mengerti kenapa harus bertemu dengan yeoja galak ini lagi, yang tak habis pikir adalah setiap kami bertemu kami dalam kejadian bertabrakan. Sungguh aneh.

“Kenapa? ” Tanyaku pada yeoja yang sekarang berada dihadapanku ini. “ Mau bilang ini salahku karena menabrakmu? ” sekarang yeoja ini mendengus mendengar pertanyaanku barusan.

“ Tentu saja ” jawabnya singkat. Ternyata yeoja ini masih suka marah-marah.

“ Maaf ” tidak tahu  kenapa ucapan ini langsung keluar dari mulutku, entah apakah ada sesuatu yang salah dalam pikiranku.

“ Huhhh… ! ” dengusnya tanpa memberikan jawaban sepatah katapun. Yeoja itupun bergegas pergi meninggalkanku yang masih berdiri mematung. Aku hanya bisa tersenyum sambil mengeleng-gelengkan kepala. Aku masih belum mengerti kenapa aku harus bertemu dengan yeoja cantik namun galak.ini. akupun melanjutkan langkahku untuk keluar dari toko itu.



De Chocholate Coffe, Cafe

Aku hanya duduk dan memikirkan apa yang terjadi barusan, minuman Americano yang sempat aku pesan pun belum kusentuh sama sekali.

“ Yeoja ? Odiesso ? ” Tanya baekhyun yang penasaran dengan apa yang barusan kuceritakan mengenai pertemuanku dengan gadis itu. “ Apakah yeoja itu cantik? ” mendengar pertanyaan nya aku langsung mengalihkan pandanganku pada baekhyun.

“ Arraseo arraseo, aku hanya bercanda ” ucap Baekhyun kemudian sambil tersenyum.

“ Pertama di pameran buku, lalu tadi kami tidak sengaja bertemu lagi saat aku melihat ke toko buku ” ucapku sambil mengingat dan terus mengartikan sendiri apa yang terjadi hari ini.

“ Sedang apa gadis itu ditoko buku? ” Tanya sehun kemudian sambil meminum bubble tea nya.

Mendengar pertanyaan sehun aku pun jadi teringat mengenai buku yang ada di rak itu. Ya buku itu adalah buku karya-karyaku… Apa mungkin? Ah aku segera menepisnya tidak mungkin yeoja itu…..

“ Jangan-jangan yeoja itu berniat membeli buku karya terbarumu ? ” belum sempat aku memikirkan tentang hal itu, namun baekhyun sudah mengatakannya.

“ Ada kemungkinan besar perkataan baekhyun benar. Tadi kau bilang kau sedang melihat dan mengecek karya buku mu yang baru saja diterbitkan. Ah! Aku punya firasat kalo yeoja itu adalah salah satu dari fansmu.” ucap sehun.

Meskipun aku punya pikiran demikian, namun aku masih belum yakin kalau yeoja tadi berniat membeli buku karyaku yang baru saja diterbitkan itu.



***

Author POV

Sahabat-sahabat Hyu-ra yang sudah kelelahan karena tidak kunjung menemukan Hyu-ra akhirnya memutuskan untuk makan di museum kimchi, karena mereka sudah merasa lapar setelah mencari Hyu-ra berjam-jam.

“ Ukkkhh oettokhe ? kita sudah muter-muter mencari Hyu-ra tetapi belum juga berhasil menemukannya. ” keluh Hye ju.

“ Mau bagaimana lagi? Kita udah berusaha semaksimal mungkin mencari dia, tapi kenyataannya kita masih belum berhasil menemukan dia. ” desah Suzy. “ Sehabis makan, sebaiknya kita pulang saja ”

Akhirya mereka bertiga sepakat memutuskan untuk pulang. Tentu saja hati mereka diliputi rasa gelisah dan kecemasan karena sahabat mereka tiba-tiba menghilang. Namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.15 akhirnya mereka sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing.



19.30 KST

Droptop Cafe

Gadis itu masih terdiam dalam lamunannya. Memfokuskan pandangannya pada kaca disebelahnya. Hyu-ra bingung dan menggeserkan tempat duduknya. Ia penasaran apa sebenarnya yang membuatnya gelisah hingga makanan yang ia pesan tidak ia sentuh. Ia malah menggeserkan piring makan dan gelas minumnya ke samping.

Ia pun mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Buku karya Lu Han yang berjudul ‘When I Meet the Sweetheart’ yang barusan ia beli. Ia berniat membacanya namun saat akan membuka halaman pertama ia menutupnya kembali.

“ Aishhh.. kenapa perasaanku jadi aneh begini? Jangan jangan karena namja yang menabrakku tadi?  Aniya….! Aniya…! ” Hyu-ra mengeleng-gelengkan kepalanya lalu mengetuk-ngetuk pelan meja dihadapannya.

Setelah beberapa menit hanya berdiam diri dan melamunkan hal yang tidak pasti. Akhirnya Hyu-ra pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya.begitu ia sampai dirumah ia langsung bergegas pergi ke kamarnya. Ia merebahkan dirinya dikasur, lalu mengeluarkan sebuah novel dan membuka halaman pertama novel itu yang berisi prolog lalu membacanya.

Disana tertulis sebuah kalimat :

Seseorang yang membuat jantungku berdetak cepat adalah kamu

Seseorang yang membuat hati ini bergetar adalah kamu

Orang yang membuatku merasakan yang namanya cinta

Membuatku sadar akan banyak warna yang tersimpan indah didalamnya.

***



Dinginnya angin malam menyelimuti kota seoul, Angin malam bertiup kencang menerpa wajah Lu Han yang sedang melamun menatap tulisan-tulisan dilayar laptopnya yang masih menunggu untuk diselesaikan. Segelas hot chocholate menemaninya. Ia berharap dapat menemukan sebuah inspirasi untuk karya bukunya selanjutnya. Namun inspirasi itu masih belum datang, ia lalu menghela nafas, meraih gelas disebelahnya dan meminumnya.

“ Aaaaahhh! ” Lu Han mengacak-acak rambutnya. “ Wae? Kenapa aku tidak bisa menemukan inspirasi satu pun. Pikiranku benar-benar tidak fokus karena teringat pada yeoja itu.” Lu Han terus ngedumel sendiri sambil menebak-nebak apa yang sebenarnya dilakukan yeoja itu di toko buku.

“ Ada apa Luhan ? ” tegur oemma Lu-Han, ketika melihat wajah anaknya yang tampak menggambarkan kebingungan dan dia sempat mendengar putranya menggumamkan sesuatu.

“ Ah, oemma... ” Lu Han terlihat kaget ketika melihat kedatangan ibunya.

“ Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Apa yang kau lamunkan? ”  Ibunya kini telah duduk disebelah putranya.

“ Ahh.. ani, oemma. Aku tidak melamun. Hanya saja aku belum menemukan inspirasi untuk tulisanku. ”

Sang oemma tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala. Lalu wanita separuh baya yang masih tampak muda dan cantik itu pun merangkul bahu anaknya.

“ Kalau tidak sedang melamun, lalu kenapa tadi kau terkejut saat oemma menegur? ”

Luhan tidak menyahut. Dia hanya menghela nafas panjang.

“ Tadi oemma sempat mendengar kau menggumamkan sesuatu. Ehmm kalau oemma tidak salah dengar, kau bilang tidak bisa fokus karena teringat pada seorang yeoja. Nuguya? ” Ucap oemmanya sambil tersenyum kecil.

Karena terus didesak, akhirnya dengan terpaksa Luhan menceritakannya pada ibunya.

“ Dia yeoja yang sudah bertabrakan denganku dua kali, pertama kami bertabrakan dipameran buku lalu tadi kami bertemu kembali di toko buku dan anehnya selalu dalam keadaan bertabrakan. Dan mungkin hal itu yang membuat yeoja itu selalu marah marah. ”

“ Ooohh.. ” ibunya hanya manggut manggut mendengar cerita anaknya. “ Apa mungkin tuhan sengaja mempertemukan kalian? ”

“ Maksud oemma? ” tanya Lu Han penasaran.

Tiba tiba suara telepon rumah berdering. Namun tidak ada yang menjawab akhirnya ibu Lu han masuk ke dalam rumah untuk mengangkat telepon.

“ Takdir? Mungkinkah itu yang dimaksud oemma. Takdir lah yang mempertemukan kami berdua. ” gumam Lu Han.



TBC

Gimana ceritanya? Gaje ya?  belum ada greget-greget nya sama sekali? Aku pun merasa kalau ff ini masih banyak kekurangan. Mian bgt deh pokonya kalau alurnya gajelas,  ceritanya kepanjangan atau kependekan pokonya miaannnn... J aku masih dalam tahap belajar.



2 comments:

Anonymous said...

Ditunggu kelanjutannya thor. Keren bgtttttt...:*

Anonymous said...

Lanjut kak..