Friday, 12 September 2014

[FF] Luhan-Yoona - Love In Autumn (Chapter 2)

Tittle : The Greatest Love In Autumn
Author : Yani Fitriani
Main Cast : Xi Luhan, Im Yoona
Genre : Drama, Romance, Sad
Rating :PG13
Lenght : Chapter


Mianhe lama ngepost chapter 2, soalnya sekarang author lagi sibuk-sibuknya ngerjain tugas yang numpuk. Ini juga author sempet-sempetin buat bikin chapter 2 dan ini pun dibantu sama temenku. Bagi yang udah baca chapter 1 silahkan lanjut ke chapter ke2, dan bagi yang belum baca tolong baca dulu chapter 1. Mian kalau masih ada kata-kata yang gak nyambung, trus gaje, typo bertebaran dimana-mana. Happy Reading ^_^



                                                                    


                                                                           ***
Saranghae oppa sambil memeluknya erat....

Author Pov

Drttt..Drttt..Drttttt
Hp Luhan berbunyi, Yoona pun melepaskan pelukannya.

“Yeoboseyo,  ne eoma, aku segera pulang”  Luhan menutup telepon dari ibunya,  dan kembali menatap Yoona “Yoona-ya aku harus segera pergi karena pesawatku akan beragkat 1 jam lagi. Apakah kau akan mengantarkanku ke bandara?
 
“Molla, lebih baik aku melepaskanmu  di sini saja.” Tiba-tiba Yonna mebuka tasnya dan mengeluarkan sebuah Diary Book  “Oppa ambilah Diary ini dan kau boleh membacanya,  dan berjanjilah bahwa kau akan kembali secepatnya.”

“Aku pasti kembali dan terima kasih Diarynya, aku akan membacanya. Kalau begitu aku pergi sekarang “ dan untuk yang terahir kalinya Luhan mencium kening Yonna.

Perlahan tapi pasti Luhan mulai meninggalkan Yonna ditengah taman yang penuh dengan daun-daun berguguran. Kini ai melihat luhan berjalan semakin jauh dan menghilang di perempatan jalan.

                                                                          ***

“Hyung,  apakah semuanya selesai? Apakah kau mengatakan semua kepadanya?

“Aku tidak cerita apapun kepadanya,  aku  hanya memberi tahu kalau aku akan pergi.”

“Aishhh, Hyung sebaiknya kau jujur saja kau akan menyakiti hatinya klau begini caranya. Apaa kau juga tak memberi tahunya kalau tujuanmu ke inggris.?”

“Baekhyun diamlah! Kau tidak akan mengerti keadaanku sekarang, aku memamng sudah menyakiti hatinya. Aku tak mau menyakiti hatinya lagi dengan mengatakaan “tanganku terluka karena kamu, jadi lebih baik kita putus saja” haruskah aku mengucapkan kata-kata itu kepadanya? Aku tak bisa!

“Lalu kau akan berbohong kepada gadis itu? Hyung kau berpacaran dengannya sudah  4 tahun, jangan sampai kebohongmu itu merusak hubungan kaliaan!” 

Melihat kejadian itu semua orang yang berada di bandara melihat ke arah mereka berdua, karena ibunya merasa malu dengan pertengkaran kedua putranya, ia langsung menghampiri dan melerainya.

“Baekhyun Luhan!,berhentilah bertengkar ini bukan di rumah.” Bentak ibunya yang membuat kedua anaknya berhenti bertengkar

“Dia yang memulai duluan.’’
“Baekhyun berhentilah membuat kakakmu marah, biarkan semua ini berjalan dengan sendirinya lagipula ini semua kemauan kakakmu.”

Tiba-tiba terdengar suara petugas yang  memberitahukan kepada seluruh penumpang dengan tujuan London untuk segera memasuki pesawat yang telah ditentukan. Sebelum pergi Luhan menitip pesan kepada adiknya, untuk menjaga Yonna selama ia dan ibunya di inggris dan menjaga rahasia tentang semua masalahnya. Lalu ibunya pun berpesan untuk selalu menjaga diri selama ibunya tak ada. Akhirnya mereka pun pergi dan hanya menyisakan Baekhyun yang berada  di depan pintu keberangkatan luar negeri.  Sambil duduk termenung Baekhyun membayangkan betapa sakitnya penderitaan yang dialami kakaknya, bagaimana kalau masalah ini akan terungkap kebenarannya dan membuat hati keduanya hancur, Baekhyun bergumam dalam hati.

                                                                        ***

Yoona duduk bersandar di kursi dalam kamarnya dan terus menatap cincin pemberian Luhan. Ia hanya duduk menyendiri di sudut kamarnya yang gelap tanpa menyalakan lampu.

Jangan pergi....jangan pergi
Yonna sebenarnya ingin meneriakan kata-kata itu disaat Luhan akan pergi tapi suaranya tidak bisa keluar. Hatinya sakit ketika ia memeluk Luhan, tapi jauh lebih sakit ketika ia melepaskan Luhan untuk pergi. Akhirnya isakan pertama keluar dan ia harus menutup mulutnya agar tangisannya tak terdengar oleh ayah dan para pelayannya. Sebenarnya ayahnya tau kalau Yonna menangis. ketika ia masuk rumah dan berjalan pergi, ia mendengar isakan  anaknya. Tapi ayahnya berpikir bahwa anaknya sudah dewasa dan bisa menghadapi semua masalahnya sendiri.

Kesesokan paginya, ayahnya Tuan Im sedang mengaduk kopi dan melihat Yoona turun dari kamarnya sambil memegangi kepala dengan sebelah tangannya.
“Selamat pagi tuan putri Yonna.” sapa ayahnya sembari menghibur anaknya agar tak bersedih lagi.

“Apakah kau sudah siap untuk pergi kuliah? Tapi kau terlihat sangat kacau hari ini, lebih baik kau istirahat duludi rumah biar nanti Appa menelpon dosenmu.”

“aku harus kuliah karena hari ini tugasku numpuk dan aku harus menyelesaikan secepatnya.” Sambil ngeloyong pergi meninggalkan meja makan dan menghiraukan perkataan ayahnya.

“Aigoo, memang remaja jaman sekarang ya. Kalau ada masalah main pergi-pergi saja tanpa pamit sama orang tua.” Gerutu ayahnya yang membuat semua pelayannya tertawa.

                                                                       ***

Angin malam bertiup kencang menerpa wajah Luhan yang sedang melamun di balkon apartementnya. Luhan lalu teringat dengan Diary Book yang diberikan Yonna kepadanya sebagai hadiah. Ia pun bergegas masuk ke kamarnnya dan langsung mengabil Diary yang ada di dalam tasnya. Karena penasaran dengan isi Diary tersebut Luhan pun langsung membaca dengan teliti.

Dear Diary....
  
   Ternyata baru kusadari betapa menyakitkannya mencintai seseorang tapi orang itu tak pernah menganggap bahwa kita ada.....
  Setiap aku bertemu dengannya..
Yah, seperti biasa tak ada senyuman, sapaan, bahkan melirik aku pun tidak pernah. Dia bahkan seperti tak pernah mengenalku.


                                                                                                               11 Januari 2010



Musim Gugur
(29 September 2010)

    Kalau boleh jujur, awalnya aku sama sekali tidak menyukai musim gugur karena menurutku musim gugur itu menyusahkan semua orang yaang harus membersihkan dau-daun yang berguguran. Tetapi pada hari ini aku mulai menyukai musim gugur. Karena hari ini adalah hari dimana Luhan menyatakan cintanya kepadaku. Lelaki tampan, pintar dalam segala hal, ahli dalam bermain gitar dan bernyanyi, ketua grup band  yang ada di kampus,dan dia adalah putra pertama dari pemilik hotel World yang ada di beberapa negara. Wanita mana yang tidak ingin memiliki kekasih sepertinya. Sedangkan aku, yahh walaupun ayahku memiliki 4  perusahaan textile dan aku hanya kuliah di jurusan Fashion Desain, Bila dibandingkan dengannya, keluargaku belum ada apa-apanya.
   Tapi awalnya aku kira ini hanya mimpi yang terus membayangi pikiranku selama 2 tahun ini, dan ternyata ini memang nyata. Dia ternyata menyukai diriku sejak SMA. Ohhh sungguh senang hati ini:D


Lembar demi lembar Luhan membaca Diary itu. Akhirnya ia merasa kehausan dan ia pun langsung menuju dapur untuk mengambil air minum.

PRANGG

Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara benda pecah dan teriakan Luhan yang membuat ibunya dan pelayannya terkejut dan langsung berlari menuju dapur.

“Luhan apa yang terjadi?.” Yang sontak membuat Luhan kagett dengan kehadiran ibunya yang tiba-tiba datang.

“Gwencanha eoma, tadi aku tak sengaja menjatuhkan gelasnya karena tanggaku licin.” Jawab Luhan sembari memegang tangannya yang kesakitan.

“Apa tanganmu terasa sakit lagi? Lebih baik kamu minum obat untuk menahan sakit. Biarkan gelas ini nanti ibu bersihkan.” Sambil pergi membawa Luhan meninggalkan dapur.


                                                                        TBC



Mianhae kalau chapter ini kependekan, Author juga bingung harus ngerjain yang mana dulu. soalnya author juga juga punya kewajiban buat ngerjain tugas sekolah selain bikin FF ini. Kalian juga penasaran kan ada apa dengan tangannya Luhan. Kalau mau tau kelanjutan ceritanya, tolong ditunggu chapter 3 nya ya.  Semoga kalian suka dengan cerita di chapter ini. Tolong tinggalkan jejak komentar.

No comments: