Author
: Yani Fitriani
Main
Cast : Xi Luhan, Im Yoona
Genre
: Drama, Romance, Sad
Rating
:PG13
Mianhe
lama ngepost chapter 2, soalnya sekarang author lagi sibuk-sibuknya ngerjain
tugas yang numpuk. Ini juga author sempet-sempetin buat bikin chapter 2 dan ini
pun dibantu sama temenku. Bagi yang udah baca chapter 1 silahkan lanjut ke
chapter ke2, dan bagi yang belum baca tolong baca dulu chapter 1. Mian kalau
masih ada kata-kata yang gak nyambung, trus gaje, typo bertebaran dimana-mana.
Happy Reading ^_^
***
Saranghae oppa sambil memeluknya
erat....
Author Pov
Drttt..Drttt..Drttttt
Hp
Luhan berbunyi, Yoona pun melepaskan pelukannya.
“Yeoboseyo, ne eoma, aku segera pulang” Luhan menutup telepon dari ibunya, dan kembali menatap Yoona “Yoona-ya aku harus
segera pergi karena pesawatku akan beragkat 1 jam lagi. Apakah kau akan
mengantarkanku ke bandara?
“Molla,
lebih baik aku melepaskanmu di sini
saja.” Tiba-tiba Yonna mebuka tasnya dan mengeluarkan sebuah Diary Book “Oppa ambilah Diary ini dan kau boleh
membacanya, dan berjanjilah bahwa kau
akan kembali secepatnya.”
“Aku
pasti kembali dan terima kasih Diarynya, aku akan membacanya. Kalau begitu aku
pergi sekarang “ dan untuk yang terahir kalinya Luhan mencium kening Yonna.
Perlahan
tapi pasti Luhan mulai meninggalkan Yonna ditengah taman yang penuh dengan
daun-daun berguguran. Kini ai melihat luhan berjalan semakin jauh dan
menghilang di perempatan jalan.
***
“Hyung, apakah semuanya selesai? Apakah kau mengatakan
semua kepadanya?
“Aku
tidak cerita apapun kepadanya, aku hanya memberi tahu kalau aku akan pergi.”
“Aishhh,
Hyung sebaiknya kau jujur saja kau akan menyakiti hatinya klau begini caranya.
Apaa kau juga tak memberi tahunya kalau tujuanmu ke inggris.?”
“Baekhyun
diamlah! Kau tidak akan mengerti keadaanku sekarang, aku memamng sudah
menyakiti hatinya. Aku tak mau menyakiti hatinya lagi dengan mengatakaan
“tanganku terluka karena kamu, jadi lebih baik kita putus saja” haruskah aku
mengucapkan kata-kata itu kepadanya? Aku tak bisa!
“Lalu
kau akan berbohong kepada gadis itu? Hyung kau berpacaran dengannya sudah 4 tahun, jangan sampai kebohongmu itu merusak
hubungan kaliaan!”
Melihat
kejadian itu semua orang yang berada di bandara melihat ke arah mereka berdua,
karena ibunya merasa malu dengan pertengkaran kedua putranya, ia langsung
menghampiri dan melerainya.
“Baekhyun
Luhan!,berhentilah bertengkar ini bukan di rumah.” Bentak ibunya yang membuat
kedua anaknya berhenti bertengkar
“Dia
yang memulai duluan.’’
“Baekhyun
berhentilah membuat kakakmu marah, biarkan semua ini berjalan dengan sendirinya
lagipula ini semua kemauan kakakmu.”
Tiba-tiba
terdengar suara petugas yang
memberitahukan kepada seluruh penumpang dengan tujuan London untuk segera
memasuki pesawat yang telah ditentukan. Sebelum pergi Luhan menitip pesan
kepada adiknya, untuk menjaga Yonna selama ia dan ibunya di inggris dan menjaga
rahasia tentang semua masalahnya. Lalu ibunya pun berpesan untuk selalu menjaga
diri selama ibunya tak ada. Akhirnya mereka pun pergi dan hanya menyisakan
Baekhyun yang berada di depan pintu
keberangkatan luar negeri. Sambil duduk
termenung Baekhyun membayangkan betapa sakitnya penderitaan yang dialami
kakaknya, bagaimana kalau masalah ini akan terungkap kebenarannya dan membuat
hati keduanya hancur, Baekhyun bergumam dalam hati.
***
Yoona
duduk bersandar di kursi dalam kamarnya dan terus menatap cincin pemberian
Luhan. Ia hanya duduk menyendiri di sudut kamarnya yang gelap tanpa menyalakan
lampu.
Jangan pergi....jangan pergi
Yonna
sebenarnya ingin meneriakan kata-kata itu disaat Luhan akan pergi tapi suaranya
tidak bisa keluar. Hatinya sakit ketika ia memeluk Luhan, tapi jauh lebih sakit
ketika ia melepaskan Luhan untuk pergi. Akhirnya isakan pertama keluar dan ia
harus menutup mulutnya agar tangisannya tak terdengar oleh ayah dan para
pelayannya. Sebenarnya ayahnya tau kalau Yonna menangis. ketika ia masuk rumah
dan berjalan pergi, ia mendengar isakan anaknya. Tapi ayahnya berpikir bahwa anaknya
sudah dewasa dan bisa menghadapi semua masalahnya sendiri.
Kesesokan
paginya, ayahnya Tuan Im sedang mengaduk kopi dan melihat Yoona turun dari
kamarnya sambil memegangi kepala dengan sebelah tangannya.
“Selamat
pagi tuan putri Yonna.” sapa ayahnya sembari menghibur anaknya agar tak
bersedih lagi.
“Apakah
kau sudah siap untuk pergi kuliah? Tapi kau terlihat sangat kacau hari ini, lebih
baik kau istirahat duludi rumah biar nanti Appa menelpon dosenmu.”
“aku
harus kuliah karena hari ini tugasku numpuk dan aku harus menyelesaikan
secepatnya.” Sambil ngeloyong pergi meninggalkan meja makan dan menghiraukan
perkataan ayahnya.
“Aigoo,
memang remaja jaman sekarang ya. Kalau ada masalah main pergi-pergi saja tanpa
pamit sama orang tua.” Gerutu ayahnya yang membuat semua pelayannya tertawa.
***
Angin
malam bertiup kencang menerpa wajah Luhan yang sedang melamun di balkon
apartementnya. Luhan lalu teringat dengan Diary Book yang diberikan Yonna
kepadanya sebagai hadiah. Ia pun bergegas masuk ke kamarnnya dan langsung
mengabil Diary yang ada di dalam tasnya. Karena penasaran dengan isi Diary
tersebut Luhan pun langsung membaca dengan teliti.
Dear Diary....
Ternyata baru kusadari betapa menyakitkannya mencintai seseorang tapi
orang itu tak pernah menganggap bahwa kita ada.....
Setiap aku bertemu dengannya..
Yah, seperti biasa tak ada
senyuman, sapaan, bahkan melirik aku pun tidak pernah. Dia bahkan seperti tak
pernah mengenalku.
11 Januari 2010
Musim Gugur
(29 September 2010)
Kalau boleh jujur, awalnya aku sama sekali
tidak menyukai musim gugur karena menurutku musim gugur itu menyusahkan semua
orang yaang harus membersihkan dau-daun yang berguguran. Tetapi pada hari ini
aku mulai menyukai musim gugur. Karena hari ini adalah hari dimana Luhan
menyatakan cintanya kepadaku. Lelaki tampan, pintar dalam segala hal, ahli
dalam bermain gitar dan bernyanyi, ketua grup band yang ada di kampus,dan dia adalah putra
pertama dari pemilik hotel World yang ada di beberapa negara. Wanita mana yang
tidak ingin memiliki kekasih sepertinya. Sedangkan aku, yahh walaupun ayahku
memiliki 4 perusahaan textile dan aku
hanya kuliah di jurusan Fashion Desain, Bila dibandingkan dengannya, keluargaku
belum ada apa-apanya.
Tapi awalnya aku kira ini hanya mimpi yang terus membayangi pikiranku
selama 2 tahun ini, dan ternyata ini memang nyata. Dia ternyata menyukai diriku
sejak SMA. Ohhh sungguh senang hati ini:D
Lembar
demi lembar Luhan membaca Diary itu. Akhirnya ia merasa kehausan dan ia pun
langsung menuju dapur untuk mengambil air minum.
PRANGG
Tiba-tiba
dari arah dapur terdengar suara benda pecah dan teriakan Luhan yang membuat
ibunya dan pelayannya terkejut dan langsung berlari menuju dapur.
“Luhan
apa yang terjadi?.” Yang sontak membuat Luhan kagett dengan kehadiran ibunya
yang tiba-tiba datang.
“Gwencanha
eoma, tadi aku tak sengaja menjatuhkan gelasnya karena tanggaku licin.” Jawab
Luhan sembari memegang tangannya yang kesakitan.
“Apa
tanganmu terasa sakit lagi? Lebih baik kamu minum obat untuk menahan sakit.
Biarkan gelas ini nanti ibu bersihkan.” Sambil pergi membawa Luhan meninggalkan
dapur.
TBC
Mianhae
kalau chapter ini kependekan, Author juga bingung harus ngerjain yang mana
dulu. soalnya author juga juga punya kewajiban buat ngerjain tugas sekolah
selain bikin FF ini. Kalian juga penasaran kan ada apa dengan tangannya Luhan.
Kalau mau tau kelanjutan ceritanya, tolong ditunggu chapter 3 nya ya. Semoga kalian suka dengan cerita di chapter
ini. Tolong tinggalkan jejak komentar.
No comments:
Post a Comment